banner 728x250

Sekda Kota Depok Terima Kunker Delegasi Laos

Sekda Kota Depok Supian Suri saat menerima kunker delegasi Laos.

DEPOK, KONTRASNEw.com-Bertempat di ruang Edelweis, lantai 5, Gedung Balaikota Depok, Kamis (7/9), Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Depok Supian Suri yang mewakili Pemerintah Kota (Pemkot) Depok menerima kunjungan kerja dari Delegasi Laos.

Kunjungan kerja tersebut dilakukan dalam rangka melihat keberhasilan program-program di Kota Depok dalam upaya melakukan penurunan stunting di tingkat kota.

Sekda) Kota Depok menyambut hangat kunjungan kerja tersebut.

Ia mengatakan menjadi suatu kebanggaan Kota Depok ditunjuk oleh Pemerintah Pusat menjadi lokasi khusus (lokus) percontohan penurunan stunting.

“Menjadi suatu kebanggaan bagi kami mendapat kunjungan dari delegasi Laos. Kami menyampaikan memang apa yang kami lakukan di Kota Depok sebagai arahan dari Pemerintah Pusat,” ungkap Sekda

Sekda mengungkapkan bahwa upaya penurunan stunting yang dilakukan oleh Kota Depok yaitu melalui dua intervensi, diantaranya intervensi spesifik dan intervensi sensitif.

“Kami melakukan upaya intervensi dalam penurunan kasus stunting di Kota Depok ini yaitu melalui intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Intervensi spesifik menjadi ranahnya kesehatan dan intervensi sensitif dari upaya-upaya promosi kesehatan yaitu dimulai dari anak-anak remaja sampai pada calon-calon pengantin, ibu hamil sampai melahirkan,” paparnya.

Ia juga mengatakan bahwa di Kota Depok terdapat Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dimana program yang dilaksanakan sejalan dengan kebijakan dari Pemerintah Pusat.

Supian mengungkapkan bahwa saat ini di Kota Depok terdapat 3.576 balita stunting. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, prevalensi stunting di Kota Depok sebesar 12,6 persen dimana angka ini lebih rendah dibanding target nasional sebesar 14 persen pada tahun 2024.

Kunjungi Kebun Pagertani

Delegasi Laos pun mengunjungi Kebun hidroponik milik Kelompok Tani Paguyuban Gerakan Pertanian (Pagertani) yang berlokasi di RW 12 Komplek Maharaja, Kelurahan Rangkapan Jaya, Kecamatan Pancoran Mas dikunjungi Delegasi Pemerintah Laos dan Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) Republik Indonesia, Kamis (07/09) sore.

Direktur Jenderal Departemen Higiene dan Promosi Kesehatan Pemerintah Laos, Phonepaseuth Ounaphom takjub melihat upaya Pemerintah Indonesia dalam penanganan stunting yang melibatkan semua pemangku kepentingan. Hingga masuk ke sektor terkecil yaitu rumah tangga.

Salah satu hal yang membuatnya takjub adalah kebun hidroponik di RW 12, Kelurahan Rangkapan Jaya, Kecamatan Pancoran Mas yang dikelola langsung oleh sekelompok masyarakat. Disana ditanam beragam jenis sayur mayur dan buah-buahan yang dapat dikonsumsi untuk masyarakat sekitar dan dijual ke publik.

“Saya sudah menyerap pelajaran dari Indonesia dan akan membawa pulang ke Laos menerapkan konvergensi penanganan stunting dengan melibatkan Kementerian/Lembaga menuju tujuan yang sama,” ujarnya di Kebun Hidroponik Pagertani, Kamis (7/9).

“Terutama untuk mengembangkan rasa kepemilikan pada tingkat rumah tangga dan komunitas yang terlihat pada kebun ini, sangat luar biasa. Karena gerakan ini membantu komunitas satu sama lainnya (dalam penanganan stunting),” tambahnya.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia Teknis Sekretariat Komite Gizi Nasional Pemerintah Laos ini mengungkapkan, kasus stunting di negaranya cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena masalah gizi buruk yang diderita masyarakatnya.

“Pada umumnya gizi buruk juga disebabkan masyarakat yang tidak memiliki praktik asupan yang baik, gizi buruk diperburuk beberapa orang di Laos yang tidak memiliki makanan yang cukup. Itu lah mengapa pemerintah kami memerintahkan jajarannya untuk memastikan setiap rumah tangga mempunyai pasokan makanan yang cukup,” papar Phonepaseuth Ounaphom.

Indra