HALUT, KONTRASNEW.com – Gunung Dukono di Kabupaten Halmahera Utara Sudah seminggu lebih terus menunjukan aktivitas berupa letusan dengan terus mengeluarkan semburan debu vulkanik, Bahkan pada Minggu (12/11/2023) pagi hingga malam hari teramati 102 kali letusan dengan tinggi 100-1000 m dengan mengeluarkan asap putih dan kelabu.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Halut Hentje M.L. Hetharia mengatakan bahwa akan ada sosialisasi yang akan dilakukan bersama dengan Tim Tanggap Darurat Badan Vulkanologi Pusat Bandung yang jadwalnya akan dilaksanakan pada Selasa (14/11/2023).
“Sudah ada pertemuan dengan tim dari Badan Vulkanologi dan akan ada sosialisasi terkait dengan aktivitas gunung dukono,” jelasnya, Senin (13/11/2023).
Hentje menjelaskan berdasarkan data yang bersumber dari KESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Api Dukono bahwa sesuai visual gunung nampak jelas dengan asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 100-1000 m di atas puncak kawah. Selain itu, teramati 102 kali letusan dengan tinggi 100-1000 m dan warna asap putih dan kelabu. Bahkan aktifitas kawah, gunung jelas, asap putih kelabu tebal, tinggi lk. 100 – 1000 m, dengan tekanan asap lemah sampai sedang, condong ke Timur.
Dalam aktivitas gunung, lanjut Hentje bahwa dari data terjadi letusan dengan jumlah 102, Amplitudo : 7-34 mm, durasi : 30.97-59.6 detik. Selain itu tektonik lokal terjadi dengan jumlah 1, Amplitudo : 8 mm, S-P : 7.27 detik, durasi : 59.36 detik. Dan tektonik jauh dengan jumlah 13, Amplitudo : 6-27 mm, S-P : 12.42-68.59 detik, Durasi : 54.66-116.96 detik.
Begitupun terjadi tremor Menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 0.5-4 mm (dominan 2 mm).
Untuk aktivitas gunung dukono maka ada rekomendasi bahwa masyarakat di sekitar gunung Dukono dan pengunjung (wisatawan) agar tidak beraktivitas, mendaki, dan mendekati Kawah Malupang Warirang di dalam radius 2 km. Selain itu, mengingat letusan dengan abu vulkanik secara periodik terjadi dan sebaran debuh mengikuti arah dan kecepatan angin, sehingga area landaan abunya tidak tetap, maka direkomendasikan agar masyarakat di sekitar gunung Dukono untuk selalu menyediakan masker (penutup) hidung dan mulut untuk digunakan pada saat dibutuhkan guna menghindari ancaman bahaya debuh vulkanik pada sistem pernafasan.
(Willy)