SOLO, KONTRASNEW.com – Muhammad Al Amin, anggota DPRD Surakarta juga mengapresiasi kegiatan menyongsong Harkitnas (Hari kebangkitan nasional) yang dilakukan SD Muhamadiyah 11 Solo dengan membawa siswa disekolah tersebut di Tugu Lilin, untuk itu dia juga ikut terjun dan berbaur dengan anak-anak sekolah dasar itu. Apalagi rumahnya juga tidak jauh dari lokasi etrsebut.
Malah secara kebetulan dia juga sebagai alumni sekolah tersebut lulusan tahun 1983, Diketahui lokasi Tugu Lilin juga dekat dengan Sekolah tersebut. “Jadi jaraknya hanya sekitar 500 meter saja, maka para siswa itu hanya berjalan kaki saja” katanya sembari menambahkan, sejarah tugu ini merupakan lambang pergerakan menjemput kemerdekaan.
Sehingga Al Amin sangat respek dengan kegiatan outing klas ini, jelas akan selalu menancap diotak siswa, dalam mengenal sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia. Dengan demikian, diharapkan kegiatan ini akan berlangsung dan dilaksanakan secara kontinyu setiap tahun. “Kami juga mengharapkan langkah mengenal tempat sejarah secara langsung seperti ini bisa dilakukan dan diikuti oleh sekolah-sekolah lain di Surakarta” harap Al Amin yang kini mencalonkan sebagai anggota DPR RI itu
Untuk mengenalkan kepada para siswa SD Muhammadiyah 11 Surakarta tentang tonggak sejarah yang merupakan unggulan sebagai lambang Pemkot Surakarta. “Dari nilai sejarahnya, dimana tugu ini dibangun oleh Paku Buwono X pada tahun 1933 yang tanahnya atau pondasinya diambilkan dari beberapa provinsi di Bumi Pertiwi ini” ujar Purwadi, Kepala sekolah SD Muhammadiyah 11 Surakarta kepada wartawan
Wisata sejarah tersebut dilaksanakan di Tugu Lilin, Penumping, Laweyan, Solo pada Jumat (19/5) dalam rangka menyambut Hari Kebangkitan Nasional tahun 2023 ini, para murid sekolah dasar tersebut melakukan senam dan wisata sejarah di Tugu Kebangkitan Nasional (tugu lilin), Solo. “Diikuti 282 siswa dari kelas 1 sampai kelas VI bersama 24 guru” tambahnya
Hal ini dilakukan, selain mengenalkan tempat-tempat yang bersejarah, juga membangun semangat kesatuan dan kesatuan, serta memberikan motivasi kepada anak-anak untuk lebih mengenal tempat sejarah.“Jadi, siswa tidak hanya mempelajari, mendengarkan dan membaca buku sejarah saja, tetapi juga kami kenalkan lokasinya” katanya
Di Solo saja banyak tempat-tempat sejarah yang butuh dikenalkan dan dikunjungi oleh anak-anak sekolah, seperti Kebon Raja Sriwedari. Dimana, disana ada budaya wayang, kebon binatang, museum Radyapustaka yang kini sudah menjadi monumen. “Masih ada lagi museum keris, jadi dalammengenalkan tonggak sejarah ini, siswa tidak hanya menerima pelajaran secara tekstual saja” tandasnya.
(Hong)